Berinvestasi untuk pertama kali dapat menjadi sesuatu yang membingungkan. Usai memahami topik-topik yang pernah dibahas sebelumnya, apa itu investasi, cara membedakan invest & trading, sudah memilih sekuritas yang sesuai, lantas apa tahapan selanjutnya?
Kita mungkin sering bertanya-tanya, apa memang ada orang yang bisa hidup dari investasi saham? Selama bertahun-tahun tidak menjual saham-saham pilihannya? Mengapa pada saat krisis saham-sahamnya tidak dijual? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat terjawab ketika kita mengerti apa itu value investing.
Value investing adalah konsep atau metode yang sudah dipakai oleh banyak investor sejak diperkenalkan pertama kali oleh Benjamin Graham, seorang investor legenda yang dikenal sebagai “father of value investing“. Beberapa investor ternama yang menggunakan metode ini termasuk diantaranya Warren Buffet di Amerika Serikat dan Lo Kheng Hong (LKH) di Indonesia.
Apakah kita juga dapat memakai metode ini? Ya, tentu saja. Simak terus untuk tahu bagaimana penerapannya.
Value Investing: Menemukan Perusahaan Undervalued
Secara mendasar, value investing adalah menemukan perusahaan dengan kekuatan fundamental yang prima dan berpotensi akan terus bertumbuh, dengan harga saham yang masih undervalued atau murah di bursa saham. Dengan metode berinvestasi seperti ini, ketika perusahaan bertumbuh maka return/hasil investasi kita juga tentu akan bertumbuh. Strategi: membeli sewaktu harga masih murah, sebelum orang lain tahu tentang nilai fundamental atau nilai intrinsik perusahaan tersebut.

Penerapan Bagi Value Investor
Sebagai seorang value investor kita memerlukan analisis yang mendalam serta memerlukan waktu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan tertentu. Beberapa hal yang bisa kita perhatikan;
Menentukan Metode Analisis
Terdapat dua cara analisis bagi seorang value investor yaitu top-down analysis atau atas ke bawah analisis, dan bottom-up analysis. atau bawah ke atas analisis.
Top-down analysis adalah menganalisis mulai dari kondisi ekonomi negara secara keseluruhan atau makro ekonomi, kondisi industri/sektor, dan kemudian kondisi perusahaan itu sendiri. Sebaliknya, bottom-up analysis adalah menganalisis mulai dari perusahaan tersebut terlebih dahulu, dan kondisi makro ekonomi pada akhirnya.
Indikator Value Suatu Perusahaan
Seorang value investor dapat dibantu dengan beberapa metrik atau indikator untuk dapat mengetahui nilai intrinsik dari suatu perusahaan. Berikut beberapa indikator yang umum dipakai;
Price-to-book : Harga saham perusahaan dibanding nilai buku perusahaan tersebut. Biasa dikenal sebagai price-to-book value (pbv). Ketika harga saham lebih rendah dari nilai buku, berarti saham perusahaan tersebut undervalued, dengan syarat kondisi keuangan baik.
Price-to-earnings : Biasa dikenal sebagai price-to-earnings ratio (per). Harga saham perusahaan dibanding laba perusahaan tersebut. Ketika harga saham masih rendah sementara labanya tinggi, berarti saham perusahaan tersebut undervalued.
Free cash flow : Dalam bahasa Indonesia berarti arus kas bebas dan biasa dikenal dengan singkatan FCF. Arus kas bebas menunjukan berapa banyak kas atau uang tunai yang dihasilkan perusahaan tersebut, setelah semua biaya, beban dan kewajiban dibayarkan, serta belanja modal. Arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk memberikan dividend bagi para investornya, modal kerja masa depan, membayar beban keuangan jangka pendek, mengakusisi perusahaan lain dan beberapa hal lainnya. FCF akan dibahas terpisah secara mendetail.
Manfaat Value Investing
Metode value investing kerap dipakai pada investasi jangka panjang. Hal ini karena perusahaan yang baik memerlukan waktu untuk bertumbuh. Seorang value investor dapat memanfaatkan peluang saham yang masih undervalued untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang. Walaupun harga saham masih fluktuatif dalam jangka pendek, namun harga saham perusahaan dengan kinerja yang baik akan mengikuti nilai intrinsik. Manfaat secara psikologi bagi value investor adalah tidak perlu khawatir dengan perubahan market dalam jangka pendek, portofolio bisa dicek berkala dalam jangka panjang.
Value investing dapat menjadi solusi bagi investor yang tidak mempunyai waktu untuk memantau bursa saham/pasar modal setiap hari. Analisis awal sebelum berinvestasi pada suatu perusahaan jadi kunci penting keberhasilan value investing.